Salah satu elemen interior yang sering mengisi sebuah hunian adalah sofa. Dengan adanya sofa, ruangan dapat menjadi terlihat cantik dan menarik. Di samping itu, yang namanya sofa itu adalah identik dengan rasa kenyamanan. Makanya tidak mengherankan kalau furnitur yang satu ini kerap diletakkan di ruang tamu, ruang keluarga, atau di ruang lain yang mengedepankan suasana santai.
Namun, apa jadinya jika sofa yang semestinya memberikan rasa nyaman malah menimbulkan masalah. Contohnya, sofa yang telah kusam dan rusak malah akan mengganggu estetika ruang. Sofa yang sudah rusak bisa pula membuat tubuh penggunanya menjadi pegal lantaran dudukan dan sandaran yang telah tidak terasa nyaman lagi.
Lalu, kapan harus mengganti sofa yang rusak tersebut dengan yang baru? Tanda-tanda bahwa sofa rusak harus diganti dengan yang baru adalah jika rangka sofa sudah tidak kuat berdiri atau karet sofa telah mulai terlepas. Bila rangkanya masih kuat, maka cukup dengan mereparasinya saja. Hal ini seumpama memberi kehidupan baru bagi sofa tersebut.
Dengan mereparasi sofa, maka akan memberikan sebuah tampilan baru pada interior kita. Kita dapat menggantinya dengan bahan yang baru, contohnya bahan kain sebagai pengganti kulit atau sebaliknya.
Kita dapat memakai bahan kulit sintesis jika menginginkan perawatan yang lebih mudah. Tetapi, jika menghendaki kenyamanan, maka bahan kain dapat menjadi pilihan. Berbeda halnya dengan kulit asli yang nyaman digunakan tetapi perawatannya lebih susah dan harganya juga paling mahal di antara bahan yang lainnya.
Bila bahan kulit sintesis gampang dalam hal perawatannya, namun kurang nyaman untuk jangka panjang. Sedangkan bahan kain mempunyai pori sehingga kotoran dapat masuk dengan mudah, tetapi dari segi pemakaian, bahan ini paling nyaman digunakan.
Nah, kalau Anda menjumpai masalah yang ringan seputar sofa, maka tidak salahnya untuk mereparasinya. Dengan mereparasi sofa, kita dapat mengganti bahan sofa sesuai dengan keinginan dan selera. Selain itu, mereparasi juga tidak mengeluarkan biaya yang besar seperti membeli sofa baru.
Namun, apa jadinya jika sofa yang semestinya memberikan rasa nyaman malah menimbulkan masalah. Contohnya, sofa yang telah kusam dan rusak malah akan mengganggu estetika ruang. Sofa yang sudah rusak bisa pula membuat tubuh penggunanya menjadi pegal lantaran dudukan dan sandaran yang telah tidak terasa nyaman lagi.
Lalu, kapan harus mengganti sofa yang rusak tersebut dengan yang baru? Tanda-tanda bahwa sofa rusak harus diganti dengan yang baru adalah jika rangka sofa sudah tidak kuat berdiri atau karet sofa telah mulai terlepas. Bila rangkanya masih kuat, maka cukup dengan mereparasinya saja. Hal ini seumpama memberi kehidupan baru bagi sofa tersebut.
Dengan mereparasi sofa, maka akan memberikan sebuah tampilan baru pada interior kita. Kita dapat menggantinya dengan bahan yang baru, contohnya bahan kain sebagai pengganti kulit atau sebaliknya.
Kita dapat memakai bahan kulit sintesis jika menginginkan perawatan yang lebih mudah. Tetapi, jika menghendaki kenyamanan, maka bahan kain dapat menjadi pilihan. Berbeda halnya dengan kulit asli yang nyaman digunakan tetapi perawatannya lebih susah dan harganya juga paling mahal di antara bahan yang lainnya.
Bila bahan kulit sintesis gampang dalam hal perawatannya, namun kurang nyaman untuk jangka panjang. Sedangkan bahan kain mempunyai pori sehingga kotoran dapat masuk dengan mudah, tetapi dari segi pemakaian, bahan ini paling nyaman digunakan.
Nah, kalau Anda menjumpai masalah yang ringan seputar sofa, maka tidak salahnya untuk mereparasinya. Dengan mereparasi sofa, kita dapat mengganti bahan sofa sesuai dengan keinginan dan selera. Selain itu, mereparasi juga tidak mengeluarkan biaya yang besar seperti membeli sofa baru.
0 komentar:
Posting Komentar